Siapa Maigus Manti Batuah?

Maigus Tinus, S.sos Demikian nama lengkapnya. 

Seorang pengusaha nasional yang lahir di nagari Talang, Solok, Sumatera Barat, 26 Mei 1977. Anak dari ayah bernama Amir Bey Datuak Marajo dan ibu Yuramlis.
Bpk Amir Bey Datuak Marajo sendiri dikenal sebagai seorang tokoh masyarakat yg sangat dermawan dan sangat berpengaruh dikala itu sebagai politikus/anggota DPRD Partai Persatuan Pembangan (PPP) Kabupaten Solok dimasa pemerintahan Presiden Soeharto.

Maigus, demikian panggilannya sehari-hari.  Lahir di lingkungan keluarga yang taat beragama dan juga serta nagari yang teguh dalam memakai Adat yang bersendi syara' dan syara' bersendikan Kitabullah, menjadikan Maigus seorang yang tahu dengan filosofi Minang, Jalan Nan Ampek.
Tapi sayang sekali, disaat Maigus masih membutuhkan kasih sayang dari seorang ayah, sang ayah pergi meninggalkan Maigus untuk selama-lamanya ketika Maigus masih kelas 2 SD. Setelah Maigus duduk dibangku SMP kelas 2, sang ibu pun menyusul sang ayah pergi untuk selama-lamanya, sehingga jadilah Maigus anak yatim piatu.

Setelah Maigus menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Gunung Talang, Maigus melamar menjadi mahasiswa Unand dengan jurusan Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik. Disamping statusnya sebagai Mahasiswa, Maigus yang dari awal sudah memiliki jiwa bisnis, Maigus memcoba berbisnis beras dari warung ke warung yang ada dikota padang. Dengan bermodalkan kejujuran, Maiguspun mendapat kepercayaan dari seorang juragan besar sebagai salah satu pemasok beras untuk daerah kota padang.

Setalah menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Andalas (UNAND), Kota Padang, Sumbar.  Maigus mencoba mengadu nasib diperantauan, dengan bermodalkan tulang lapan karek dan selembar ijazah yang dibawa ke Kota Jakarta. Hari demi hari, bulan demi bulan Maigus terus berjuang mengadu keberuntungan, dan akhirnya dengan kegigihannya tuhanpun berpihak kepada Maigus. Kesuksesanpun mulai menghampirinya, disamping kejujuran, ajaran agama dan tuntunan adat istiadat Minangkabau, filosofi "Jalan Nan Ampek" ini jugalah yang dipakai Maigus dalam menjalankan bisnisnya. Sebuah perusahaan Facility Service untuk gedung, perkantoran, maupun pabrik serta anjungan lepas pantai, dengan wilayah operasional di seluruh Indonesia.

Dengan level pekerjaan kelas dunia, yang terikat dengan berbagai standard ISO yang diaplikasikan dalam perusahaan, membuat Maigus dengan perusahaannya yang berkantor pusat di Jakarta, berhasil merangkul perusahaan yang juga kelas atas sebagai client. 
Di antaranya bank swasta terbesar yang mempunyai cabang di seluruh Indonesia, perusahaan penambangan minyak bumi asing yang masuk kelompok terbesar dunia, yang melakukan pencarian dan pengeboran minyak bumi maupun gas alam di darat maupun lepas pantai, pabrikan sepeda motor Jepang yang terkenal dan banyak lagi.

Walau sudah menjadi pengusaha berlevel nasional, tidak membuat Maigus melupakan kampung halamannya. Potensi daerah yang terkenal dengan Bareh Solok dan yang kini juga dikenal sebagai Bumi Markisa, dan masih banyak lagi potensi SDA yang belum pernah tergali sebelumnya, membuat Maigus tertantang uantuk membuat kampung halamannya lebih maju lagi.

Keinginan membangun nagari di wilayah Kabupaten Solok, inilah yang membangkitkan semangat Maigus untuk ikut bertarung di kancah Pilkada serentak 2020. 

Maigus ingin kembali menampilkan generasi muda untuk memimpin Kabupaten Solok, sebagaimana Gamawan Fauzi, yang memimpin Solok di usia 38 Tahun selama dua periode, 1995 hingga 2005 yang membuat keberhasilan luar biasa di Kabupaten Solok.

Berbekal pengalamannya memimpin perusahaan yang berskala nasional dan tersebar di  berbagai kota besar di Indonesia, hingga anjungan minyak lepas pantai, dan mengunjungi berbagai daerah di seluruh Indonesia, bertemu dan berdiskusi dengan para kepala daerah yang berpestasi, adalah juga sumber inpirasi bagi Maigus.

Maigus yang jebolan Fakultas llmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat, tahun 2001. Sekarang Ahli Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) Umum, Mitra Kementrian Tenaga Kerja RI.  Didampingi sang istri, Kartika Ningsih. Lulusan Fakultas Keguruan Sekolah Dasar, Universitas Imam Bonjol, Padang, Sumatera Barat, yang berasal dari Batuampa, Payakumbuh. Kini Maigus dikaruniai tiga putra putri, masing-masing Raihan Fajrial Hafiz (8 tahun), Aira Sabia Kanaya (5), dan Mikayla Saqueena Salsabila (2,5).

Komentar